Zakat
Tokoh
Tadabbur
Reminder
Qurban
Podcast
Pelatihan
Kurma
Kisah
Info
Ilmu Tajwid
Fiqih
Event
Doa
Buku
Aqiqah

Bersedekah Dengan Harta Yang Dicintai

setahun yang lalu
4335 views

Sepertinya bersedekah dengan harta yang kita cintai itu amat berat ya. Karena sifat manusia itu sangat mencintai harta, enggan mengeluarkannya.

وَتُحِبُّونَ ٱلْمَالَ حُبًّا جَمًّا

“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. Al-Fajr: 20)

Dalam ayat lainnya disebutkan,

وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلْخَيْرِ لَشَدِيدٌ

“Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (QS. Al-‘Adiyat: 8)

Sehingga kalo ada yang bisa mengeluarkan harta yang ia cintai untuk bersedekah, itu sangat luar biasa.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu adalah orang Anshar yang memiliki banyak harta di kota Madinah berupa kebun kurma. Ada kebun kurma yang paling ia cintai yang bernama Bairaha’. Kebun tersebut berada di depan masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memasukinya dan minum dari air yang begitu enak di dalamnya.”

Anas berkata, “Ketika turun ayat,

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali Imran: 92)

Lalu Abu Thalhah berdiri menghadap Rasulullah, “Wahai, Rasulullah, Allah berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai.”

Sungguh harta yang paling aku cintai adalah kebun Bairaha’. Sungguh aku wakafkan kebun tersebut karena mengharap pahala dari Allah dan mengharap simpanan di akhirat. Aturlah tanah ini sebagaimana Allah telah memberi petunjuk kepadamu. Lalu Rasulullah bersabda, “Bakh! Itulah harta yang benar-benar beruntung. Itulah harta yang benar-benar beruntung. Aku memang telah mendengar perkataanmu ini. Aku berpendapat, hendaknya engkau sedekahkan tanahmu ini untuk kerabat. Lalu Abu Thalhah membaginya untuk kerabatnya dan anak pamannya.” (HR. Bukhari). Bakh maknanya untuk menyatakan besarnya suatu perkara.

Beramal jariyah dengan membagikan artikel ini

Artikel Terkait

Nenek Tua Tidak Ada Yang Masuk Surga, Benarkah?

setahun yang lalu
2548 views

Hati-Hati Ucapanmu Menyakiti Orang Tua

setahun yang lalu
3514 views

Jujur, Modal Awal Menempuh Kehidupan

2 tahun yang lalu
3065 views

Kisah Kesatria Yang Hendak Membunuh Nabi

2 tahun yang lalu
5564 views